“Pak Haji memberikan bukan hanya materi, tetapi juga kasih sayang. Kami menganggap beliau sebagai orang tua. Baik moril maupun materil, beliau curahkan dan korbankan untuk kami. Sejak pesantren ini berdiri, semua fasilitas, dari asrama, klinik, hingga wakaf tanah yang jika kita gabungkan dan totalkan bisa mencapai 4,5 hektar. Ini adalah bentuk nyata kecintaan beliau kepada para penghafal Al-Qur’an,” tutur Jamaluddin.
Semangat Haji Robert dalam mengembangkan pesantren ini berakar dari pesan gurunya, Almarhumah Ibu Hj Taajus Sa’adah Sukmaya, yang menginspirasi beliau untuk selalu mencintai para penghafal Al-Qur’an. Dari sanalah lahir komitmen yang tak pernah surut hingga kini, lebih dari dua dekade kemudian.
Dengan kontribusi yang begitu besar, Pesantren Tahfiz Al-Qur’an Ulumul Qur’an terus menjadi wadah lahirnya generasi Qur’ani yang bukan hanya menghafal, tetapi juga mengamalkan dan menyebarkan cahaya Al-Qur’an ke masyarakat luas. (rd).