“Kami memang tidak menanam, tapi memanen. Karena itu, kami punya kewajiban moral dan hukum untuk mengembalikan manfaat kepada masyarakat sekitar tambang,’ katanya.
Menurutnya, PT. Antam, saat ini mengembangkan sejumlah program berbasis creating shared value dan blue economy (menciptakan nilai bersama dan ekonomi biru) yang berorientasi pada pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan, misalnya program pengelolaan sampah menjadi kompos yang melibatkan masyarakat setempat, guna mengurangi limbah sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Kami ingin masyarakat di lingkar tambang tidak hanya bergantung pada aktivitas pertambangan, tetapi juga memiliki daya saing melalui sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Dengan begitu, ketika aktivitas tambang berakhir, masyarakat tetap bisa maju secara mandiri,” jelasnya.
Dirinya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara perusahaan, pemerintah daerah, akademisi, media, dan lembaga masyarakat sipil untuk memastikan keberlanjutan program pemberdayaan tersebut.






